Haluskan Bahasamu, Sehalus Pekertimu

Teman-teman mengenalku sebagai pribadi yang ceriwis (bukan cerewet apalagi rese lho ya). Kata mereka suarakupun khas.
Meski ceriwis, aku paling malas berdebat. Aku lebih memilih diam dan mendengarkan saja.
Bila marahpun aku diam aja (tapi mukanya Bete bangetz) dan aku anti menyimpan amarah hingga tidur menjelang. (memori otak kita terbatas, sayang jika dijejali dengan hal yang menyakitkan)


Pantang bagiku mencari musuh, namun jika musuh datang pantang kuberlari.
Beberapa hari yang lalu, orang yang menurutku begitu rese mengusik ketenanganku. Berkali-kali perlakuannya padaku hanya kudiamkan saja, namun kok gak ngeh sih neh orang?. Akhirnya amarahku meledak dalam bentuk suara yang meninggi (bukan mengucapkan kata-kata kotor lho)

Alih-alih aku merasakan lega setelah melampiaskan amarahku dalam perilaku yang amat sangat jarang kulakukan. Aku justru merasa telah menghinakan diriku sendiri dihadapannya. huuufffdd. Apa manfaatnya aku berbuat itu? tololnya diriku!
Kuceritakan hal ini pada seseorang yang memiliki kesabaran seluas samudera lewat telepon. Beliau mendengarkan hingga selesai. Tak lama kemudian ada SMS masuk, SMS dari beliau, isinya sangat singkat, namun begitu menohokku
begini SMS nya "Haluskan Bahasamu, Sehalus Pekertimu"

Haluskan Bahasamu, Sehalus Pekertimu 2009-07-29T22:54:00+08:00 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: kang