Seorang dokter muda melayangkan surat protes dalam kolom surat pembaca sebuah harian ibukota mengenai tindak diskriminatif yang dilakukan oleh pihak management sebuah rumah sakit swasta di Jakarta saat proses penerimaan pegawai baru. Ia tidak diterima bekerja lantaran berjilbab.
Tak lama protesnya mendapat tanggapan pihak public relation rumah sakit yang dimuat pula di harian yang sama. Sang humas yang ternyata juga muslimah, karena bergelar hajjah menulis :
" Rumah sakit ini telah menerapkan kebijaksanaan bagi seluruh karyawannya untuk tidak
menggenakan atribut keyakinannya masing2 pada jam dinas", lebih lanjut sang humas menulis "RS ini sesuai misi dan visinya berupaya untuk menjadi rumah sakit dengan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pelanggan harus bertaraf internasional"
Apa artinya? apakah seorang dokter muslimah yang berjilbab berarti tidak bisa memberi pelayanan bertaraf internasional? Ataukah seorang profesional yang telah lulus uji dan dinyatakan sah sebagai dokter tidak dapat berprofesi hanya karena memakai jilbab? Asthagfirullah.
Apa urusannya berjilbab dengan berlaku profesional dalam bekerja?. Jilbab adalah perangkat penutup aurat yang Allah wajibkan atas diri perempuan demi kebaikan dan kenyamanan perempuan itu sendiri. Seorang perempuan yang berjilbab tak lagi dinilai dari ukuran kecantikan, atau seksi tidaknya tubuhnya. Ia akan dinilai dari kecakapan, kegigihan, kerapian, kebaikan atau keberhasilan usahanya. Artinya seorang profesional muslimah berjilbab akan dinilai dari profesionalitas kerjanya.
Ini berarti melarang seorang muslimah menutup auratnya (berjilbab) sama artinya dengan melarang seorang muslim untuk berlaku taat kepada Allah. Dan apapun atau siapapun yang menghalangi seseorang untuk taat kepada Allah adalah benar2 PEMBANGKANG PROFESIONAL. naudzubillah min dzalik.
7/30/2008
PEMBANGKANG PROFESIONAL
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
maasyaaa Alloh....sodaraku semua..ingat,,,,.....JILBAB TAK MENGURANGI PROFESIONALISME!!!!ingat itu..!!!!
ReplyDeleteRumah Sakit anti Islam ya? Kalo gitu muslim gak usah berobat kesitu, bukannya gak mungkin pasien muslim apalagi yang berjilbab di diskriminasi...
ReplyDelete@ supris, bener mas, cuma itu yg bs kukatakan.
ReplyDelete@mbak juliana, aku juga gak kan mau tuh berobat ke RS yang kayak gitu. negeri ini mayoritas muslim kok malah diskriminatif.
kalo boleh tau rumah sakit mana?
ReplyDeleteini indonesia bung, bukan diluar. yang 90% rata2 muslim gk terbalik tuch?
kenapa masih harus ada diskriminasi diantara kita. Atribut biarkan berbeda-beda akan tetapi hati kita tetap sejalan, indonesia ku tercinta
ReplyDelete@Benny, disitu cuma ditulis RS internasional di Jakarta, gak tau yang mana. tolong mas cek aja RS internasional di Jakarta yang bikin aturan konyol seperti itu. he he.. pasti capek ya... ngecek satu2...
ReplyDelete@Argamandha, yup bener.....
Benar-benar sikap yang tidak profesional dari sebuah institusi yang bertujuan untuk melayani masyarakat...
ReplyDeletegak keren tuh rumah sakit, mendingan berobat sama mama nya nda aja :D
ReplyDelete@tukang nggunem, iyo mas, mosok koyok ngono?, gah aku berobat neng kono.
ReplyDelete@maynanda, iya tuh, bener2 gak keren, masih kerenan nda ya??, eh klo ms berobat ke mamanya nda gratis ya? he he kan kita pren, wekekeke
rumah sakit apaan ya... gak gaul tuh rumah sakit... he...he...
ReplyDeleteiya masenchipz, tuh rumah sakit gak gaul banget, gak ok, gak keren n gak usah kesana.
ReplyDeleteitu rs kuper kale...., jilbb is ok... :-)
ReplyDelete@alief, iya tuh RS gak gaul, ma jilbab aja phobi.
ReplyDelete