Mengikuti Matrikulasi IIP ini semakin hari semakin merubah cara pandang saya pada kehidupan yang saya lakoni. Sebelumnya saya sering merasa berkecil hati ketika tidak mendapatkan perhatian dari orang rumah, maunya pengin dimengerti terus, tapi saya mengabaikan banyak hal, terutama masalah tazkiyyatun nafs. Dengan materi-materi yang sudah dipelajari di matrikulasi ini saya jadi sadar ternyata permasalahan utama ada pada diri saya sendiri. Yang pertama kali harus diperbaiki adalah diri saya sendiri.
Nice homework kali ini menjadi salah satu langkah awal untuk memperbaiki kualitas hidup saya dan keluarga, karena tema materi kali ini adalah "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah". Banyak hal yang selama ini tidak pernah terbersit dalam pikiran saya ternyata bisa membuat perubahan yang sangat signifikan, seperti tugas dalam NHW kali ini.
Sebagaimana tugas yang pertama, yaitu untuk jatuh cinta kembali pada pasangan yang kita miliki, hal ini sangatlah penting untuk menguatkan pondasi rumah tangga kita. Awalnya saya kagok sekali ketika harus menulis surat cinta untuk suami, belum lagi menulisnya dibarengi dengan uraian air mata yang tak kunjung reda, alhamdulillah akhirnya tersampaikan juga semua rasa yang membuncah di dada.. 😊
Respon suami ketika membaca surat cinta tersebut awalnya kaget dan cenderung merasa aneh, tapi setelah selesai membacanya justru malah jadi baper dan akhirnya kami saling berpelukan dan menangis bersama. Saya sangat bersyukur mendapatkan pasangan hidup suami saya saat ini, karena kami berusaha saling melengkapi, beliau juga selalu mendukung saya selama yang saya lakukan untuk kebaikan keluarga, dan saya juga berusaha untuk selalu mendukung beliau selama itu baik. Setelah peristiwa surat cinta tersebut , kini sikap suami semakin romantis, serasa seperti pengantin baru lagi, hehe. Dan, pastinya kini kami berkomitmen untuk berusaha membangun peradaban yang baik di keluarga kami.
Tugas yang kedua adalah melihat potensi yang dimiliki anak-anak kami.
1. Mas Aad (6y4m)
Mas Aad adalah anak yang sangat aktif, namun tidak semua kegiatan motorik disukainya, bahkan hingga sekarang belum bisa naik sepeda, lebih tepatnya belum tertarik untuk bermain sepeda. Ia lebih tertarik dengan permainan seperti lari, panjat memanjat, dan melakukan eksplorasi terhadap alam. Mas Aad termasuk anak yang sangat jeli ketika melihat sesuatu, contohnya seperti ketika bermain lego, ia akan sangat memperhatikan kesimetrisan dan detailnya. Mas Aad juga bagus konsentrasinya, terutama ketika dibacakan buku, ia akan menyimak dan memperhatikan apa yang dibacakan. Mas Aad juga memiliki rasa empati yang tinggi dan hati yang halus mudah tersentuh. Setiap hal-hal yang mengharukan, ia sangat mudah menangis, juga ketika melihat orang yang patut dikasihani, ia langsung meminta kepada kami untuk bersedekah kepadanya.
2. Adek Awa (3y)
Adek awa anaknya cenderung cuek dan berpendirian kuat. Ketika menginginkan sesuatu sangat sulit untuk dibelokkan. Potensi yang paling menonjol adalah keceriaannya yang selalu bisa membuat orang lain jadi ikut terhibur.
Selanjutnya adalah menggali potensi yang saya miliki. Butuh perenungan yang panjang untuk menemukan potensi yang menonjol pada diri saya, karena selama ini saya merasa sebagai orang yang rata-rata, hingga sulit mencari kelebihan yang saya miliki, hehe..
Setelah merenung, saya menemukan beberapa yang bisa menjadi kelebihan saya, di antaranya :
- saya termasuk orang yang tegas dan berani. Jadi, ketika ada hal-hal yang bisa mengakibatkan kemadhorotan bersama, saya akan menjadi orang pertama yang menghentikannya.
- saya juga suka belajar, untuk saat ini sedang menekuni ilmu untuk menjadi ibu dan istri yang baik untuk keluarga saya, salah satunya dengan mengikuti matrikulasi ini.
- saya juga termasuk orang terampil, sehingga memudahkan saya untuk berkreasi dengan banyak hal.
- saya juga orang yang kuat, saya mampu bertahan dalam keadaan yang sulit.
Dengan kelebihan yang saya miliki, di dalam keluarga saya sering menjadi penengah dan penghubung antara saudara-saudara saya dengan orang tua saya, karena watak Ayah yang keras hingga membuat saudara-saudara saya agak sulit menyampaikan sesuatu kepada ayah saya. Sedangkan, di dalam keluarga saya sendiri dengan ketrampilan saya, saya berusaha menjadi ibu yang kreatif untuk anak-anak, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah, hingga bisa meminimalisir pengeluaran dan sedikit membantu suami dengan berhemat.
Di lingkungan tempat saya tinggal, masih banyak orang tua yang abai dengan anak-anaknya. Bahkan banyak sekolah dan tempat mengaji yang belum memperhatikan masalah psikologi anak. Kebanyakan hanya mementingkan formalitas dan out put yang berhasil, tanpa mempertimbangkan apa yang dirasakan anak-anak. Saya merasa sangat terpanggil untuk membuat perubahan di sini. Dengan Alloh memberikan kelebihan kepada saya dan membukakan cahaya ilmu tentang parenting ini kepada saya, semakin menyadarkan saya untuk menyebarkan kepada orang lain. Dan hanya kepada Alloh-lah tempat memohon pertolongan. Wallohu a'lam.
0 comments:
Post a Comment