Bagi saya hidup adalah jalan menuju keabadian akhirat, dan tentu saja saya harus menikmati dunia ini. Maka BERJUANG dan BEKERJA KERAS adalah harga yang harus dibayar guna mencapainya.
Namun sesungguhnya dalam perjalanan hidup ini ,disetiap waktu dan tempat akan kita temui persimpangan2 hidup yang memaksa kita untuk segera menentukan pilihan. Tetap lurus atau berbelok?
Bagi hamba Tuhan sejati persimpangan hidup adalah seonggok batu ujian, bukanlah hal yang menakutkan. Sebab ia telah memiliki kelengkapan untuk menghadapinya.
Kemampuan BERSABAR dan BERSYUKUR adalah buah dari keberhasilan melewati ujian2 sebelumnya.
Tentu ujian itu beragam bentuk. Ada yang diuji dengan kesusahan namun tak jarang ada juga yang diuji dengan kesenangan.(biasanya yang diuji dengan kesenangan tidak sadar bahwa itu adalah ujian).
Bukankah Allah telah berjanji akan menguji seseorang sesuai dengan tingkatnya?.
Makin tinggi tingkat keimanannya, makin berat dan beragam ujiannya.
Kemampuan sabar dan bersyukur ini tidak datang dengan sendirinya.
Kita perlu menatanya sebata demi sebata hingga dia bisa tegak kokoh berdiri bagai benteng. Bata2 ini kita ambil dari ujian2 dalam persimpangan jalan. Jika kita tak berhasil memungut bata dalam setiap persimpangan, jangan harap kita dapat membangun benteng yang kokoh.
Mari kita bersama2 "mengambil bata" dari setiap persimpangan agar hidup kita lebih kokoh dan bermakna.
Bagaimana dengan anda para pembaca yang budiman?....berbagi yuk :)
8/18/2008
PERSIMPANGAN HIDUP
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
semakin tinggi sekolah, semakin sulit juga tes nya...semakin tinggi tingkat kesulitan soal, semakin tinggi pula nilainya.....(opini pak guru neh ...)
ReplyDeleteemm.. ngambil bata..ditempat saya banyak koq mas..:D tp namanya bata klo ga disusun dengan kuat,akan roboh juga..:D
ReplyDeletejadi kaya mbangun rumah aja yak pake bata segala hehehe;)
ReplyDeletemudah-mudahan ga salah pilih ya... kalau di persimpangan jalan dibutuhkan kebijaksanaan agar pilihan sesuai yang diinginkan....
ReplyDeletehehehe...mudah2an kedepannya selalu baik ya else. amien...amien...amien...
ReplyDeletesabar yah....sepertinya agak sulit....
ReplyDeleteLangsung beli semen ama pasir, biar lebih kuat temboknya maksudnya...huehehehehe
ReplyDeletesabar dan syukur bukanlah perkara mudah... perlu belajar dan belajar untuk bisa mengamalkan semua itu...
ReplyDeleteaku udah cukup bersabar dan bersyukur apa belum yaaa??
ReplyDeleteperlu introspeksi diri nih..
good post else..!
wah kalau bata2nya diambili, ntar saya dimarahi tetangga sebelah yang mau bangun rumah mbak karena batanya saya ambili, heheehehe
ReplyDelete*kabur*
@supris , iya pak (trus ngomongnya gini klo bpk ini yg komen)
ReplyDelete@erwin , jualan bata ya mas...?
@namaku wendy, memang hidup spt membangun rumah.
@Daniel GM, yupz , yg bijaksana biasanya
selamat bang.
@ipanks, kedepan HARUS lebih baik pank... hidup ipank.
@Rezki, agak sulit , but HARUS dijalani ya dik...
@Tukang Nggunem, ini tukang nggunem or tukang bikin tembok? ... hehehe, peace bro
@masenchipz , HOREEE, kali ini cipto gak kaburrrrr.
@tyas , kayaknya udah deh mbak... kliatan dari blognya (lho apa hubungannya?). lha itu srg dirusuhi mas oesoes, gak prnh marah.
@Oeoes , jangan bata tetangga mas yg diambilin , batanya mbak tyas itu lho, kan sampean suka ngrusuhi mbak tyas.
hah? hah?berat amat ya topiknya,,,bentar bentar, gw cerna dolo, lemod gw.ahuahuahuah
ReplyDeleteBata demi bata disusun untuk dapat membangun benteng yang kokoh... Namun sekokoh apapun benteng itu tanpa sebuah pondasi yang kokoh pula.. maka sesungguhnya benteng itupun masih rapuh...
ReplyDeleteMmm.. batu kalinya mana ya..? Mau buat pondasi ne.. he.he.he.. *kabuuurr..*
@cena, cena ini batu bata, bukan dodol n lemonade! hehe
ReplyDelete@I Ketut Riasmaja, iya oom, batu kalinya lupa blom dibeli, eh oom tukang batu kah?
peace oom.
thanks komentarnya.